SITUS GOA SENTONO



Sejarah Goa Sentono
Letak Sentono yang berada di tepi aliran Bengawan Solo menjadikannya strategis untuk bercocok tanam. Hal ini membuat wilayah Sentono berkembang pesat. Karena pengaruh dan kepemimpinannya, para pengikutnya memuliakan Blacak Ngilo layaknya seorang raja.
Namun, waktu berjalan dan sifat Blacak Ngilo mulai berubah. Ia menjadi sewenang-wenang, memaksa rakyat menyetorkan lebih dari separuh hasil panennya, bahkan memerintahkan agar semua anak perempuan yang belum menikah diserahkan untuk menjadi selirnya. Lebih mengerikan lagi, setiap malam bulan purnama ia meminta tumbal darah manusia demi menambah kesaktiannya.
Kabar ini sampai ke telinga Sunan Bonang, yang kemudian mengutus seorang santri untuk menasihati Blacak Ngilo agar menghentikan perbuatannya, meninggalkan penyembahan berhala, dan mengikuti ajaran Islam dengan benar. Namun, nasihat tersebut malah membuat Blacak Ngilo marah besar. Ia menebas leher sang utusan hingga putus. Tempat kejadian ini kemudian dikenal dengan nama Pangulu, berasal dari kata penggal gulu (penggal leher) yang kini berada di wilayah Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Merasa harga dirinya direndahkan, Blacak Ngilo menantang Sunan Bonang untuk bertarung. Mereka sepakat, siapa yang kalah harus menepati syarat: jika Sunan Bonang kalah, ia akan menjadi pengikut Blacak Ngilo, dan jika Blacak Ngilo kalah, ia harus meninggalkan perbuatan buruknya dan memeluk Islam.
Pertarungan berlangsung sengit hingga hari keenam tanpa pemenang. Pada hari ketujuh, Blacak Ngilo mulai kelelahan. Namun karena kesombongannya, ia enggan mengakui kehebatan lawannya. Ia kemudian melarikan diri dengan masuk ke dalam tanah menggunakan kesaktiannya. Sunan Bonang mengejarnya hingga terjadi kejar-kejaran di dalam bumi. Setiap kali Blacak Ngilo muncul di permukaan, Sunan Bonang selalu berada tepat di belakangnya, bahkan hingga ke wilayah Tuban.
Akhirnya, Blacak Ngilo meminta waktu istirahat. Sunan Bonang mengabulkan permintaan itu. Blacak Ngilo pun mencari tempat untuk bersandar atau semende. Lokasi inilah yang kelak menjadi Desa Menden, berasal dari kata semende atau senden.
Pada akhirnya, Blacak Ngilo mengakui kekalahannya dan bersedia memeluk Islam. Ia menjadi pengikut Sunan Bonang dan membantu menyebarkan ajaran Islam di wilayah Menden. Lubang-lubang bekas pertarungan mereka di bawah tanah kini menjadi sebuah goa yang dinamakan Goa Sentono. Daerah di sekitar goa pun dikenal sebagai Dusun Sentono, yang secara administratif masuk wilayah Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora.
Video Profil
Saksikan perjalanan sejarah Goa Sentono melalui dokumenter visual
Peta Lokasi
Temukan lokasi Goa Sentono dan rencanakan perjalanan
Kontrol 3D
Panduan
Klik & drag untuk memutar
Scroll untuk zoom
2 jari untuk pan (mobile)
Memuat Model 3D...
Harap tunggu sebentar
Klik untuk memuat model 3D
Gagal memuat model 3D
Periksa koneksi internet Anda
Alamat Lengkap
Goa Sentono
Nglaren, Mendenrejo, Kradenan,
Blora, Jawa Tengah 58383
Indonesia
Email: exploresentono2k25@gmail.com
Akses Transportasi
- 40 km dari Alun-alun Blora
- 1 km dari Kantor Kecamatan Kradenan, Blora
- Dapat Diakses Menggunakan Tranportasi Umum
Fasilitas
Nikmati fasilitas untuk pengalaman wisata yang nyaman dan berkesan

Tempat Parkir
Area parkir yang ntuk kendaraan pengunjung

Kamar Mandi
Tersedia toilet untuk kenyamanan pengunjung

Mushola
Fasilitas ibadah yang nyaman bagi pengunjung muslim

Kantin
Menyediakan aneka makanan dan minuman untuk pengunjung

Tempat Duduk
Untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan sekitar

Spot Foto
Tempat yang memiliki latar belakang yang indah

Free Wi-Fi
Akses internet gratis untuk pengunjung

Pendopo
Area terbuka yang dapat digunakan untuk berkumpul, bersantai, atau kegiatan bersama
Wisata Sekitar
Kunjungi wisata menarik lainnya di sekitar Goa Sentono

Sendang Kuwung
Sendang Kuwung adalah sumber mata air yang biasanya dimanfaatkan oleh warga
5,4 km
Perahu
Wisata Perahu Bengawan Solo
di bawah Goa Sentono
Bendungan Karangnongko
Bendungan Karangnongko dibangun di aliran Sungai Bengawan Solo yang melewati dua kabupaten
5,3 km