Logo
MENELUSURI JEJAK

SITUS GOA SENTONO

Gambar Sejarah Goa Sentono
Gambar Sejarah Goa Sentono
Gambar Sejarah Goa Sentono

Sejarah Goa Sentono

Dahulu kala, terdapat sebuah padepokan kecil bernama Sentono yang dipimpin oleh Blacak Ngilo, seorang mantan prajurit Majapahit. Ia melarikan diri saat terjadi perang saudara perebutan kekuasaan di kerajaan tersebut. Pada awalnya, padepokan ini terkenal hingga banyak orang datang untuk berguru. Dengan kebijaksanaan dan pengetahuan yang luas, Blacak Ngilo mengajarkan berbagai ilmu, mulai dari pertanian, budi pekerti, spiritual, hingga olah kanuragan.

Letak Sentono yang berada di tepi aliran Bengawan Solo menjadikannya strategis untuk bercocok tanam. Hal ini membuat wilayah Sentono berkembang pesat. Karena pengaruh dan kepemimpinannya, para pengikutnya memuliakan Blacak Ngilo layaknya seorang raja.

Namun, waktu berjalan dan sifat Blacak Ngilo mulai berubah. Ia menjadi sewenang-wenang, memaksa rakyat menyetorkan lebih dari separuh hasil panennya, bahkan memerintahkan agar semua anak perempuan yang belum menikah diserahkan untuk menjadi selirnya. Lebih mengerikan lagi, setiap malam bulan purnama ia meminta tumbal darah manusia demi menambah kesaktiannya.

Kabar ini sampai ke telinga Sunan Bonang, yang kemudian mengutus seorang santri untuk menasihati Blacak Ngilo agar menghentikan perbuatannya, meninggalkan penyembahan berhala, dan mengikuti ajaran Islam dengan benar. Namun, nasihat tersebut malah membuat Blacak Ngilo marah besar. Ia menebas leher sang utusan hingga putus. Tempat kejadian ini kemudian dikenal dengan nama Pangulu, berasal dari kata penggal gulu (penggal leher) yang kini berada di wilayah Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Merasa harga dirinya direndahkan, Blacak Ngilo menantang Sunan Bonang untuk bertarung. Mereka sepakat, siapa yang kalah harus menepati syarat: jika Sunan Bonang kalah, ia akan menjadi pengikut Blacak Ngilo, dan jika Blacak Ngilo kalah, ia harus meninggalkan perbuatan buruknya dan memeluk Islam.

Pertarungan berlangsung sengit hingga hari keenam tanpa pemenang. Pada hari ketujuh, Blacak Ngilo mulai kelelahan. Namun karena kesombongannya, ia enggan mengakui kehebatan lawannya. Ia kemudian melarikan diri dengan masuk ke dalam tanah menggunakan kesaktiannya. Sunan Bonang mengejarnya hingga terjadi kejar-kejaran di dalam bumi. Setiap kali Blacak Ngilo muncul di permukaan, Sunan Bonang selalu berada tepat di belakangnya, bahkan hingga ke wilayah Tuban.

Akhirnya, Blacak Ngilo meminta waktu istirahat. Sunan Bonang mengabulkan permintaan itu. Blacak Ngilo pun mencari tempat untuk bersandar atau semende. Lokasi inilah yang kelak menjadi Desa Menden, berasal dari kata semende atau senden.

Pada akhirnya, Blacak Ngilo mengakui kekalahannya dan bersedia memeluk Islam. Ia menjadi pengikut Sunan Bonang dan membantu menyebarkan ajaran Islam di wilayah Menden. Lubang-lubang bekas pertarungan mereka di bawah tanah kini menjadi sebuah goa yang dinamakan Goa Sentono. Daerah di sekitar goa pun dikenal sebagai Dusun Sentono, yang secara administratif masuk wilayah Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora.

Video Profil

Saksikan perjalanan sejarah Goa Sentono melalui dokumenter visual

Peta Lokasi

Temukan lokasi Goa Sentono dan rencanakan perjalanan

Kontrol 3D

Panduan

Klik & drag untuk memutar

Scroll untuk zoom

2 jari untuk pan (mobile)

Memuat Model 3D...

Harap tunggu sebentar

Klik untuk memuat model 3D

Gagal memuat model 3D

Periksa koneksi internet Anda

Lihat di Google Maps

Alamat Lengkap

Goa Sentono
Nglaren, Mendenrejo, Kradenan,
Blora, Jawa Tengah 58383
Indonesia

Email: exploresentono2k25@gmail.com

Akses Transportasi

  • 40 km dari Alun-alun Blora
  • 1 km dari Kantor Kecamatan Kradenan, Blora
  • Dapat Diakses Menggunakan Tranportasi Umum

Fasilitas

Nikmati fasilitas untuk pengalaman wisata yang nyaman dan berkesan

Wisata Sekitar

Kunjungi wisata menarik lainnya di sekitar Goa Sentono